Ulang tahun ketiga presiden Andrea Agnelli di Juventus Football Club.
Pada tanggal 19 Mei 2010, Andrea mengikuti jejak anggota keluarga terkenal Edoardo, Giovanni dan Umberto dengan mengasumsikan kontrol Bianconeri tercinta.
Tantangannya saat itu adalah jelas bagi semua. Juventus telah menyelesaikan musim sebelumnya di tempat ketujuh dan membutuhkan dorongan segar baik di dalam dan luar lapangan bermain.
Didorong oleh rasa tanggung jawab dan membakar gairah untuk garis-garis hitam dan putih, Andrea harus bekerja segera, meletakkan cetak biru yang komprehensif yang dijagokan modernisasi radikal di setiap tingkat klub.
Hal olahraga yang dipercayakan dengan trio masuk Giuseppe Marotta, Fabio Paratici dan favorit fans Pavel Nedved, yang memungkinkan presiden baru untuk fokus pada menjembatani kesenjangan antara pesaing klub Eropa dengan mendirikan persiapan di luar lapangan.
Juventus Stadium - tempat berseni Bianconeri - segera diikuti oleh permata di mahkota, Museum Juventus, dan Juventus College, sebuah pusat pendidikan untuk menggarisbawahi komitmen klub untuk pembangunan akademi.
Sementara itu, proyek Continassa, pembangunan kembali skala penuh dari wilayah yang berdekatan dengan Juventus Stadium, adalah bukti ambisi Juventus untuk memperluas dan menyediakan staf dengan kondisi kerja yang tepat di mana untuk sukses lebih lanjut.
Tapi itu adalah keberhasilan di lapangan yang akan menyenangkan penggemar seumur hidup Andrea paling. Saat ia mengingatkan kita pada pembukaan minggu ini dari pameran Agnelli-Juventus, "Dalam 90 tahun keluarga saya telah memenangkan 30 gelar Scudetto, satu setiap tiga musim."
Yang terakhir ini prestasi dikutip, Scudetto pertama Andrea sebagai presiden pada 2011/2012, segera diikuti oleh scudetto ke-31, kemenangan gemilang yang tiba dengan tiga pertandingan tersisa.
Tapi meskipun klub dengan cepat untuk pengembalian terduga dominasi domestik, Agnelli akan menjadi yang terakhir untuk beristirahat di capai. Tekad baja yang mencirikan kepresidenannya berarti catatan lain sudah akan berada dalam pandangannya. Karena, dalam kata-katanya sendiri, "kemenangan terbaik adalah selalu yang berikutnya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar